Kamis, 20 November 2014

ETIKA PROFESI AKUNTAN

Interprestasi Peraturan Perilaku Menurut AICPA

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian yaitu
1.     Prinsip Etika
2.     Aturan Etika
3.     Interprestasi Aturan Etika.
Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan.
Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya. Kepatuhan Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota yang tidak menaatinya. Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh badan pemerintahan yang mengatur bisnis klien atau menggunakan laporannya untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Prinsip-PrinsipUmum Kode Etik Akuntan Profesional (The Code of Ethics for Profesional Accountants) mengadopsi prinsip prinsip umum, karena tidak mungkin untuk mengantisipasi kemungkinan situasi yang akan menimbulkan masalah etika bagi akuntan professional. Dengan demikian, prinsip prinsip umum ini akan memberikan dasar untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi ancaman terhadap prinsip prinsip utama, ancaman umumnya muncul akibat dari salah satu sebab berikut
1.      Kepentingan pribadi ketika kepentingan keuangan dari auditor atau kerabatnya terlibat.
2.      Penelaahan pribadi  ketika seorang auditor menelaah suatu situasi yang merupakan konsekuensi penilaian sebelumnya atau nasihat dari auditor atau perusahaan tempat sang auditor bekerja.
3.      Advokasi ketika auditor mendukung suatu posisi atau opini yang mengakibatkan berkurangnya objektivitas auditor tersebut.
4.      Kesepahaman ketika seorang auditor menjadi sangat perhatian terhadap kepentingan pihak lain disebabkan karena hubungan dekat dengan pihak tersebut.
5.      Intimidasi ketika tindakan yang akan dilakukan auditor dapat dinegosiasikan dengan menggunakan ancaman nyata ataupun ancaman palsu.
Pengamanan.Kode etik mengidentifikasikan dua kategori pengamanan yang mampu mengurangi  ancaman sampai pada tingkat yang dapat diterima. Berikut ini adalah hal-hal yang terkait dengan pengamanan.
1.      Profesi, legislasi, dan regulasi mencakup pendidikan, pelatihan dan ketentuan pendidikan professional berkelanjutan, peraturan tatakelola perusahaan, standarprofesi, pengawasan hokum atau profesi dan penegakan hukum.
2.      Lingkungan kerja sangat bergantung pada kultur dan proses yang diterapkan pada kantor akuntan public tersebut.
Kepatuhan
Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota yang tidak menaatinya.
Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh badan pemerintahan yang mengatur bisnis klien atau menggunakan laporannya untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Aturan dan Interprestasi Etika
Aturan Etika :
1.      Independensi, Integritas, dan Obyektifitas
2.      Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
3.      Tanggungjawab kepada Klien
4.       Tanggungjawab kepada Rekan Seprofesi
5.      Tanggung jawab dan praktik lain
Peraturan Perilaku dan Interpretasi Independensi
1.      Peraturan 101-Independensi
Seorang anggota yang berpraktik untuk perusahaan publik harus independen dalam kinerja jasa profesional seperti yang dipersyaratkan oleh standar yang dirumuskan oleh badan yang ditunjuk oleh Dewan. Kantor Akuntan Publik diharuskan untuk menjadi independen untuk jasa tertentu yang mereka berikan, tetapi tidak untuk jasa lainnya. Frase terakhir dalam Peraturan 101, “seperti yang dipersyaratkan oleh standar yang dirumuskan oleh badan yang ditunjuk oleh Dewan” adalah cara yang tepat untuk AICPA untuk menyertakan atau tidak menyertakan persyaratan independensi untuk berbagai jenis jasa.
2.      Kepentingan Keuangan
Interpretasi Peraturan 101 melarang anggota yang terlibat untuk memiliki saham atau investasi langsung lainnya dalam klien audit karena berpotensi merusak independensi audit yang sebenarnya (kebebasan berpikir), dan tentu saja kemungkinan akan mempengaruhi persepsi pemakai atas independensi auditor. Investasi tidak langsung juga dilarang, tapi hanya jika jumlahnya material bagi auditor. Ada tiga perbedaan penting dalam aturan yang berkaitan dengan independensi dan kepemilikan saham.


Sumber :
Ariesta Riris, 2012, Kode Etik Profesi Akuntansi, (http://ariesta-riris.blogspot.com/2012/11/kode-etik-profesi-akuntansi.html), Hal 5
Dhoryzn, 2012, Kode Etik Profesi Akuntansi, (http://dhoryzn.blogspot.com/2012/05/kode-etik-profesi-akuntansi.html) Hal 4
Tanti Puspita, 2013, Kode Etik Profesi Akuntansi, (http://albantantie.blogspot.com/2013/10/kode-etik-profesi-akuntansi.html) Hal 4

Intan Nurliah Tirta, 2013, Kode Etik Profesi Akuntansi, (http://intannurliahtirta.blogspot.com/2013/11/kode-etik-profesi-akuntansi.html), Hal 5

TUGAS 2 ETIKA PROFESI AKUNTAN

Cara Profesi dan Masyarakat Mendorong Akuntan Publik Berperilaku Pada Tingkat yang Tinggi
2A ( Kode Perilaku Profesional )

Kode Perilaku Profesional
Perilaku etika merupakan fondasi peradaban modern menggaris bawahi keberhasilan berfungsinya hampir setiap aspek masyarakat, dari kehidupan keluarga sehari-hari sampai hukum, kedokteran,dan bisnis. Etika (ethic) mengacu pada suatu sistem atau kode perilaku berdasarkan kewajiban moral yang menunjukkan bagaimana seorang individu harus berperilaku dalam masyarakat.
Perilaku etika juga merupakan fondasi profesionalisme modern. Profesionalisme didefinisikan secara luas, mengacu pada perilaku, tujuan, atau kualitas yang membentuk karakter atau member ciri suatu profesi atau orang-orang profesional. Seluruh profesi menyusun aturan atau kode perilakuyang mendefinisikan perilaku etika bagi anggota profesi tersebut.
Kode etik profesi di definisikan sebagai pegangan umum yang mengikat setiap anggota, serta suatu pola bertindak yang berlaku bagi setiap anggota profesinya. Alasan utama diperlukannya tingkat tindakan profesional yang tinggi oleh setiap profesi adalah kebutuhan akan keyakinan publik atas kualitas layanan yang diberikan oleh profesi, tanpa memandang masing – masing individu yang menyediakan layanan tersebut. Kode perilaku profesional terdiri dari : Prinsip – prinsip, peraturan etika, interpretasi atas peraturan etika dan kaidah etika.
Garis besar kode etik dan perilaku profesional adalah :
1.      Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia.
Prinsip mengenai kualitas hidup semua orang menegaskan kewajiban untuk
melindungi hak asasi manusia dan menghormati keragaman semua budaya. Sebuah
tujuan utama profesional komputasi adalah untuk meminimalkan konsekuensi negatif
dari sistem komputasi, termasuk ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan.
2.       Hindari menyakiti orang lain.
“Harm” berarti konsekuensi cedera, seperti hilangnya informasi yang tidak
diinginkan, kehilangan harta benda, kerusakan harta benda, atau dampak lingkungan
yang tidak diinginkan.
3.       Bersikap jujur dan dapat dipercaya
Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan. Tanpa kepercayaan suatu
organisasi tidak dapat berfungsi secara efektif.
4.      Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi nilai-nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang lain, dan prinsip-prinsip keadilan yang sama dalam mengatur perintah.
5.      Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten.
Pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat-syarat perjanjian lisensi dilarang oleh hukum di setiap keadaan.
6.      Memberikan kredit yang pantas untuk properti intelektual
Komputasi profesional diwajibkan untuk melindungi integritas dari kekayaan intelektual.
7.      Menghormati privasi orang lain
Komputasi dan teknologi komunikasi memungkinkan pengumpulan dan pertukaran informasi pribadi pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah peradaban.
8.      Kepercayaan
Prinsip kejujuran meluas ke masalah kerahasiaan informasi setiap kali salah satu telah membuat janji eksplisit untuk menghormati kerahasiaan atau, secara implisit, saat informasi pribadi tidak secara langsung berkaitan dengan pelaksanaan tugas seseorang.
Aturan etika IAI-KASP memuat tujuh prinsip-prinsip dasar perilaku etis auditor dan empat panduan umum lainnya berkenaan dengan perilaku etis tersebut.  Ketujuh  prinsip  dasar  IAI tersebut  adalah:
1.     Integritas
Integritas berkaitan dengan profesi auditor yang dapat dipercaya karena menjunjung  tinggi  kebenaran  dan  kejujuran.  Integritas  tidak  hanya  berupa kejujuran tetapi juga sifat  dapat  dipercaya, bertindak  adil dan berdasarkan keadaan yang  sebenarnya. Hal ini  ditunjukkan oleh auditor ketika memunculkan keunggulan personal ketika  memberikan layanan profesional kepada  instansi  tempat  auditor  bekerja  dan  kepada  auditannya.
2.     Obyektivitas
Auditor yang obyektif adalah auditor yang tidak memihak sehingga independensi  profesinya dapat  dipertahankan. Dalam mengambil keputusan atau  tindakan,  ia  tidak   boleh  bertindak  atas  dasar  prasangka  atau  bias, pertentangan  kepentingan,  atau  pengaruh  dari  pihak  lain.  Obyektivitas  ini dipraktikkan ketika auditor mengambil  keputusan-keputusan dalam kegiatan auditnya. Auditor yang obyektif adalah auditor yang  mengambil keputusan berdasarkan seluruh bukti yang tersedia, dan bukannya karena pengaruh atau berdasarkan pendapat atau prasangka pribadi maupun tekanan dan pengaruh orang lain.
3.     Kompetensi dan Kehati-hatian
Agar dapat memberikan layanan audit yang berkualitas, auditor harus memiliki dan mempertahankan kompetensi dan ketekunan. Untuk itu auditor harus selalu meningkatkan pengetahuan dan keahlian profesinya pada tingkat yang  diperlukan  untuk  memastikan  bahwa instansi  tempat  ia  bekerja  atau auditan   dapat menerima manfaat   dari   layanan   profesinya  berdasarkan pengembangan   praktik, ketentuan, danteknik-teknik yang    terbaru. Berdasarkan prinsip  dasar  ini,  auditor  hanya  dapat  melakukan  suatu  audit apabila ia memiliki kompetensi yang diperlukan atau  menggunakan bantuan tenaga  ahli  yang   kompeten  untuk   melaksanakan  tugas-tugasnya   secara memuaskan.
4.     Kerahasiaan
Auditor  harus  mampu  menjaga  kerahasiaan  atas  informasi  yang diperolehnya  dalam  melakukan  audit,  walaupun  keseluruhan  proses  audit mungkin harus dilakukan  secara terbuka dan transparan. Informasi tersebut merupakan hak milik auditan, untuk itu auditor harus memperoleh persetujuan khusus    apabila    akan    mengungkapkannya,    kecuali     adanya    kewajiban pengungkapan karena  peraturan perundang-undangan. Kerahasiaan ini harus dijaga sampai kapanpun bahkan  ketika auditor telah berhenti bekerja pada instansinya.  Dalam  prinsip  kerahasiaan  ini   juga,  auditor  dilarang  untuk menggunakan  informasi  yang  dimilikinya  untuk   kepentingan  pribadinya, misalnya untuk memperoleh keuntungan finansial.
5.       Prinsip kerahasiaan tidak berlaku dalam situasi-situasi berikut:
Pengungkapan  yang  diijinkan  oleh  pihak  yang  berwenang,  seperti auditan   dan instansi tempat  ia bekerja. Dalam  melakukan pengungkapan ini, auditor  harus  mempertimbangkan  kepentingan seluruh pihak, tidak hanya dirinya, auditan, instansinya saja, tetapi juga termasuk   pihak-pihak   lain   yang   mungkin   terkena   dampak   dari pengungkapan informasi ini.
6.      Ketepatan Bertindak
Auditor  harus  dapat  bertindak  konsisten  dalam  mempertahankan reputasi profesi serta lembaga profesi akuntan sektor publik dan menahan diri dari setiap tindakan yang dapat mendiskreditkan lembaga profesi atau dirinya sebagai  auditor  profesional.  Tindakan-tindakan yang tepat ini perlu dipromosikan melalui kepemimpinan dan keteladanan. Apabila auditor mengetahui ada auditor lain melakukan tindakan yang tidak benar, maka auditor tersebut harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan  untuk melindungi masyarakat, profesi,  lembaga profesi,  instansi tempat ia bekerja dan anggota profesi lainnya dari tindakan-tindakan auditor lain yang tidak benar tersebut.
7.     Standar teknis dan professional
Auditor  harus  melakukan  audit  sesuai  dengan  standar  audit  yang berlaku, yang meliputi standar teknis dan profesional yang relevan. Standar ini ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan Pemerintah Republik Indonesia. Pada instansi-instansi audit publik,  terdapat juga standar audit yang mereka tetapkan dan  berlaku  bagi para auditornya,  termasuk  aturan perilaku  yang ditetapkan  oleh  instansi  tempat  ia  bekerja.  Dalam  hal  terdapat  perbedaan dan/atau pertentangan antara standar audit dan aturan profesi dengan standar audit  dan  aturan  instansi,   maka  permasalahannya  dikembalikan  kepada masing-masing lembaga penyusun standar dan aturan tersebut.

Prinsip – Prinsip Etika IFAC, AICPA, dan IAI
Kode Perilaku Profesional AICPA terdiri atas dua bagian:
1.      Prinsip-prinsip Perilaku Profesional menyatakan tindak – tanduk dan perilaku ideal.
2.      Aturan Perilaku menentukan standar minimum.
Prinsip-prinsip Perilaku Profesional menyediakan kerangka kerja untuk Aturan Perilaku.
Pedoman tambahan untuk penerapan Aturan Perilaku tersedia melalui:
1.      Interpretasi Aturan Perilaku (Interpretations of Rules of Conduct)
2.      Putusan (Rulings) oleh Professional Ethics Executive Committee.
 Enam Prinsip-prinsip Perilaku Profesional:
1. Tanggung jawab: Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, anggota harus melaksanakan pertimbangan profesional dan moral dalam seluruh keluarga.
2.   Kepentingan publik: Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak dalam suatu cara yang akan melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen pada profesionalisme
3.   Integritas Untuk mempertahankan dan memperluas keyakinan publik, anggota harus melaksanakan seluruh tanggung jawab profesional dengan perasaan integritas tinggi.
4.  Objektivitas dan Independesi: Anggota harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari konflik penugasan dalam pelaksanaan tanggung jawab profesional.
5.      Kecermatan dan keseksamaan: Anggota harus mengamati standar teknis dan standar etik profesi.
6.   Lingkup dan sifat jasa: Anggota dalam praktik publik harus mengamati Prinsip prinsip Perilaku Profesional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan diberikan.
 Prinsip-prinsip Fundamental Etika IFAC :
1.      Integritas.
Seorang akuntan profesional harus bertindak tegas dan jujur dalam semua hubungan bisnis dan profesionalnya.
2.      Objektivitas.
Seorang akuntan profesional seharusnya tidak boleh   membiarkan    terjadinya bias, konflik kepentingan, atau dibawah penguruh orang lain sehinggamengesampingkan pertimbangan bisnis dan profesional.
3.      Kompetensi profesional dan kehati-hatian.
Seorang akuntan profesionalmempunyai kewajiban untuk memelihara pengetahuan dan keterampilan profesional secara berkelanjutan pada tingkat yang dipelukan untuk menjaminseorang klien atau atasan menerima jasa profesional yang kompeten yangdidasarkan atas perkembangan praktik, legislasi, dan teknik terkini. Seorangakntan profesional harus bekerja secara tekun serta mengikuti standar-standar profesional haus bekerja secara tekun serta mengikuti standar-standar profesionaldan teknik yang berlaku dalam memberikan jasa profesional.
4.      Kerahasiaan.
Seorang akuntan profesional harus menghormati kerhasiaaninformasi yang diperolehnya sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnisserta tidak boleh mengungapkan informasi apa pun kepada pihak ketiga tanpa izinyng enar dan spesifik, kecuali terdapat kewajiban hukum atau terdapat hak profesional untuk mengungkapkannya.
5.      Perilaku Profesional.
Seorang akuntan profesional harus patuh pada hukum dan perundang-undangan yang relevan dan harus menghindari tindakan yang dapatmendiskreditkan profesi.
                               
Sumber :
Ariesta Riris, 2012, Kode Etik Profesi Akuntansi, (http://ariesta-riris.blogspot.com/2012/11/kode-etik-profesi-akuntansi.html), Hal 1- 6
Intan Nurliah Tirta, 2013, Kode Etik Profesi Akuntansi, (http://intannurliahtirta.blogspot.com/2013/11/kode-etik-profesi-akuntansi.html), Hal 1
Noviyuliyawati, 2013, Kode Etik Profesi Akuntansi, (http://noviyuliyawati.wordpress.com/2013/11/13/kode-etik-profesi-akuntansi/html) Hal 1-5
Tanti Puspita, 2013, Kode Etik Profesi Akuntansi, (http://albantantie.blogspot.com/2013/10/kode-etik-profesi-akuntansi.html) Hal 1

BY : Dessy Septiyani



Senin, 10 November 2014

TUGAS ETIKA PROFESI AKUNTANSI (KASUS KAP ARTHUR ANDERSEN DAN ENRON )

1B INDEPENDENSI MENTAL

SEJARAH ENRON
     Enron dibentuk pada tahun 1985 oleh sebuah perusahaan “ Houston Natural Gas” dengan “InterNorth”, sebuah Perusahaan lain dalam pemipaan minyak sebagai hasil merger yang diwajibkan oleh peraturan perundangan Pemerintah federal Amerika. Pada tahun 1997 Enron membeli perusahaan pembangkit listrik “Portland General Electric Corp” senilai $ 2 milyar. Sebelum tahun 1997 berakhir, manajemen mengubah perusahaan tersebut menjadi “Enron Capital and Trade Resources” yang menjadi perusahaan Amerika terbesar yang memperjualbelikan gas alam serta listrik. Pendapatan meningkat drastis dari $ 2 milyar menjadi $ 7 milyar dengan karyawan yang juga tumbuh dari 200 orang menjadi 2.000 orang.
     Tidak cukup dengan prestasi tersebut, Enron membentuk pula “Enron Online” (EOL) pada bulan oktober 1999. EOL merupakan unit usaha Enron yang secara online memasarkan produk energi secara elektronik lewat website. Dalam sekejap, EOL berhasil melaksanakan transaksi senilai $ 335 milyar pada tahun 2000. Pada Januari 2000, Enron mengumumkan sebuah rencana besar yang amat ambisius untuk membangun jaringan elektronik broadbrand yang berkecepatan tinggi (high speed broadbrand) dengan kapasitas jaringan penjualan brandwidth untuk melakukan penjualan gas serta listrik. Enron membiayai ratusan juta dollar guna melaksanakan program ini, walaupun keuntungannya belum nampak, namun harga saham Enron di Wall Street melonjak menjadi $ 40, bahkan meningkat menjadi $ 90,56, sehingga Enron dinyatakan oleh majalah Fortune maupun media lain sebagai “one of the most admired and innovative companies in the world”.
Runtuhnya Enron
      Akhir 1999, Enron meluncurkan EnronOnline yang dianggap akan mengubah wajah bisnis energi masa depan. Memanfaatkan Internet, divisi e-commerce itu membeli gas, air minum dan tenaga listrik dari produsen dan menjualnya kepada pelanggan atau distributor besar. Enron bahkan memperluas wilayah, membangun jaringan telekomunikasi berkecepatan tinggi serta bertekad menjual bandwidth jaringan itu seperti dia menjual gas dan listrik. Setelah itu mungkin dia akan jual-beli online untuk kertas daur ulang pabrik miliknya. Tak lama setelah dia memasuki bisnis jasa video-on-demand dimana menjual tayangan video kepada pelanggan via sambungan internet kecepatan tinggi, harga saham Enron mencapai puncaknya, US$ 90 per lembar, pada Agustus 2000. Meski kemudian merosot bersama jatuhnya saham-saham teknologi dan internet lain, nilai pasar Enron masih berkisar US$ 60 milyar
     Pada Oktober 2001 Enron menjatuhkan bom di Wall Street dengan melaporkan kerugian ratusan juta dolar pada kwartal itu. Sangat mengejutkan karena Enron hampir selalu membawa berita gembira ke lantai bursa dengan melaporkan keuntungan selama empat tahun berturut-turut. Kabar buruk itu membanting harga saham Enron dari sekitar US$ 30 menjadi US$ 10 per lembar, hanya dalam hitungan hari. Securities Exchange Commission (SEC), badan pengawas pasar modal, membaui ada yang tidak beres dan mulai menggelar penyidikan. Dalam kondisi terdesak, Enron menjatuhkan bom lebih dahsyat lagi ke lantai bursa ketika pada 8 November 2001 mengakui bahwa keuntungannya selama ini adalah fiksi belaka. Enron merevisi laporan keuangan lima tahun terakhir dan membukukan kerugian US$ 586 juta serta tambahan catatan utang sebesar US$ 2,5 miliar. Kejatuhan Enron ternyata mengundang tanya dan rasa curiga yang besar bagi kalangan publik. Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutannya, belakangan Enron dicurigai telah melakukan praktek window dressing. Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 milliar. Manipulasi ini telah berlangsung bertahun-tahun, sampai Sherron Watskin, salah satu eksekutif Enron yang tak tahan lagi terlibat dalam manipulasi itu, mulai “berteriak” melaporkan praktek tidak terpuji itu.
Dampak Keruntuhan Enron
      Keruntuhan perusahaan energi Enron cukup banyak berdampak bagi dunia bisnis internasional. Akibat kebangkrutan Enron pada tahun 2001 sedikitnya 4.000 karyawan kehilangan pekerjaan. Kolapsnya Enron juga mengguncang neraca keuangan para kreditornya yang telah mengucurkan milyaran dolar (JP Morgan Chase dan Citigroup adalah dua kreditor terbesarnya). Para karyawan Enron dan investor kecil-kecilan juga dirugikan karena simpanan hari tua mereka yang musnah. Sebagian besar dana pensiun dan tabungan 20.000 karyawan Enron terikat dalam saham yang kini tanpa nilai.
     Arthur Andersen LLP (member di Amerika Serikat) yang dianggap ikut bersalah dalam kebangkrutan Enron juga terkena imbasnya. Member Arthur Andersen di beberapa negara seperti, Jepang dan Thailand, telah membuat kesepakatan merger dengan KPMG, Australia dan Selandia Baru dengan Ernst & Young, dan Spanyol dengan Deloitte Touche Tohmatsu. Di Amerika sendiri, aktivitas seluruh member Andersen dibekukan pemerintah. Akibatnya, menurut Asian Wall Street Journal klien-klien Andersen LLP beralih ke berbagai auditor. Antara lain Delotte and Touche (10 persen), KPMG (11 persen), PriceWaterhouseCooper (20 persen), dan Ernst & Young (28 persen). Dan yang berpindah ke auditor-auditor kecil lainnya atau mengaku belum tahu berpindah kemana sebanyak 40 persen. Masih banyak lagi hal-hal yang dipengaruhi oleh keruntuhan Enron, seperti munculnya trauma dalam bursa saham terhadap efek domino skandal Enron. Hal ini membuat para investor mengurangi aktivitasnya di bursa saham sehingga gairah bursa dunia menjadi lesu.
Pada kasus Enron ini, lembaga-lembaga eksternal juga ikut bertanggung jawab terjadinya kasus tersebut. Diantaranya;
  1. Auditor : Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) adalah kantor akuntan Enron. Tugas dari Andersen adalah melakukan pemeriksaan dan memberikan kesaksian apakah laporan keuangan Enron memenuhi GAAP (generally accepted accounting practices). Andersen, disewa dan dibayar oleh Enron. Andersen juga menyediakan konsultasi untuk Enron, dimana hal ini melebihi wewenang dari akuntan publik umumnya. Selain itu Andersen mengalami konflik kepentingan akibat pembayaran yang begitu besar dari Enron, $5 juta untuk biaya audit dan $50 juta untuk biaya konsultasi.
  2. Konsultan hukum : Konsultan hukum Enron, khususnya Vinson & Elkins juga disewa oleh Enron. Konsultan hukum ini bertanggungjawab untuk menyediakan opini hukum atas strategi, struktur, dan legalitas umum atas semua yang dilakukan oleh Enron. Sama dengan Andersen, saat ditanyakan mengapa tidak ikut menghalangi ide dan aktivitas ilegal Enron, konsultan hukum ini menjelaskan bahwa Enron tidak memberikan informasi yang lengkap, khususnya tentang kepemilikan di SPEs
  3. Regulator : Enron sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan di pasar energi diawasi oleh Federal Energy Regulatory Commission (FERC), akan tetapi FERC tidak melakukan pengawasan secara mendalam. Hal ini dikarenakan Enron melakukan aktivitasnya dalam perdagangan listrik tidak di satu negara, yaitu antar negara.
  4. Pasar ekuitas : Sebagai perusahaan publik, Enron diharuskan mengikuti peraturan dari SEC. Akan tetapi dalam pengawasannya SEC, tidak melakukan investigasi secara mendalam atau melakukan konfirmasi ulang terhadap Enron. SEC hanya mengandalkan pada testimoni yang dibuat oleh lembaga lain seperti auditor perusahaan (Arthur Andersen). Sedangkan NYSE mengharuskan Enron memenuhi peraturan perdagangan di NYSE. Berbeda dengan SEC, NYSE tidak hanya melakukan verifikasi firsthand.
  5.  Pasar hutang : Enron, seperti perusahaan lainnya menginginkan dan membutuhkan sebuah nilai rating. Sehingga Enron membayar Standard & Poors serta Moody’s untuk memberikan nilai rating. Rating ini dibutuhkan untuk sekuritas hutang perusahaan yang diterbitkan dan diperdagangkan di pasar. Yang menjadi masalah, perusahaan rating tersebut hanya melakukan analisis sebatas pada data yang diberikan kepada mereka oleh Enron, operasional dan aktivitas keuangan Enron. Terjadi perdebatan apakah perusahaan rating harus memeriksa total hutang perusahaan atau tidak. Khususnya yang berkaitan dengan SPEs. Meningkatnya defisit dalam arus kas perusahaan menyebabkan timbulnya masalah manajemen keuangan yang mendasar pada Enron. Pertumbuhan perusahaan membutuhkan adanya modal eksternal. Tambahan modal dapat diperoleh dari hutang baru dan ekuitas baru. Ken Lay dan Jeff Skilling, enggan untuk menerbitkan jumlah besar dari ekuitas baru. Karena akan mendilusi laba dan jumlah saham yang dipegang oleh pemegang saham. Pilihan menggunakan utang juga terbatas, dengan tingkat utang yang tinggi menyebabkan rating Enron hanya sebesar BBB, tingkat rating yang rendah oleh lembaga pemberi rating (Eiteman, dkk, 2007). Andrew Fastow bersama dengan asistennya membuat SPEs, alat yang digunakan dalam jasa keuangan. SPEs memiliki dua tujuan penting, pertama; menjual aset-aset yang bermasalah ke rekanan. Enron menghilangkan aset tersebut dari neraca, mengurangi tekanan akibat utang dan menyembunyikan kinerja buruk investasi.
Dari kasus ini saya dapat menyimpulkan bahwa :
KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi perusahaan pada kasus enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini KAP yang seharusnya bersikap independen. KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat, juga berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP yang bersangkutan dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini.
Keduanya telah bekerja sama dalam memanipulasi laporan keuangan sehingga merugikan berbagai pihak baik pihak eksternal seperti para pemegang saham dan pihak internal yang berasal dari dalam perusahaan enron. Enron telah melanggar etika dalam bisnis dengan tidak melakukan manipulasi-manipulasi guna menarik investor. Sedangkan Arthur Andersen yang bertindak sebagai auditor pun telah melanggar etika profesinya sebagai seorang akuntan. Arthur Andersen telah melakukan “kerjasama” dalam memanipulasi laporan keuangan enron. Hal ini jelas Arthur Andersen tidak bersikap independent sebagaimana yang seharusnya sebagai seorang akuntan.
KAP Arthur Andersen disebut tidak bersikap independensi mental karena terpengaruh oleh rayuan Enron, semua bergantung pada Enron karena menurut saya KAP Arthrur Andersen hanya memikirkan keuntungan, mereka sebenarnya juga saling memanfaatkan karena lemahnya pengendalian intern dari kedua belah pihak. Kemungkinan saja KAP Arthur Andersen takut kalah saing dengan KAP KAP yang lain karena semakin baik auditor mengaudit semakin baik pula nama KAP tersebut.
Dari pernyataan diatas, berikut penjelasan mengenai independensi mental menurut beberapa ahli dan pengertiannya :
Independensi adalah keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi dan Puradireja, 2002: 26).
Carey dalam Mautz mendefinisikan independensi akuntan publik dari segi integritas dan hubungannya dengan pendapat akuntan atas laporan keuangan. Independensi meliputi
  1. Kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada beberapa orang profesional. Hal ini merupakan bagian integritas profesional.
  2. Merupakan istilah penting yang mempunyai arti khusus dalam hubungannya dengan pendapat akuntan publik atas laporan keuangan. Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
Independensi akuntan publik mencakup beberapa aspek, yaitu :
  1.  Independensi sikap mental : Independensi sikap mental berarti adanya kejujuran di dalam diri akuntan dalam mempertimbangkan fakta-fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak di dalam diri akuntan dalam menyatakan pendapatnya
  2. Independensi penampilan : Independensi penampilan berarti adanya kesan masyarakat bahwa akuntan publik bertindak independen sehingga akuntan publik harus menghindari faktor-faktor yang dapat mengakibatkan masyarakat meragukan kebebasannya. Independensi penampilan berhubungan dengan persepsi masyarakat terhadap independensi akuntan publik.
  3. Independensi praktisi (practitioner independence) : Selain independensi sikap mental dan independensi penampilan, Mautz mengemukakan bahwa independensi akuntan publik juga meliputi independensi praktisi (practitioner independence) dan independensi profesi (profession independence). Independensi praktisi berhubungan dengan kemampuan praktisi secara individual untuk mempertahankan sikap yang wajar atau tidak memihak dalam perencanaan program, pelaksanaan pekerjaan verifikasi, dan penyusunan laporan hasil pemeriksaan. Independensi ini mencakup tiga dimensi, yaitu independensi penyusunan progran, independensi investigatif, dan independensi pelaporan.
  4. Independensi profesi (profession independence) : Independensi profesi berhubungan dengan kesan masyarakat terhadap profesi akuntan publik.
Independensi akuntan publik dapat terpengaruh jika akuntan publik mempunyai kepentingan keuangan atau mempunyai hubungan usaha dengan klien yang diaudit. Menurut Lanvin (1976) dalam Supriyono (1988) independensi auditor dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
  1. Ikatan keuangan dan usaha dengan klien
  2. Jasa-jasa lain selain jasa audit yang diberikan klien
  3. Lamanya hubungan kantor akuntan publik dengan klien

REFERENSI :

http://ziajaljayo.blogspot.com/2011/10/independensi-auditor.html
 http://hafikahadiyanti.wordpress.com/2013/09/10/sejarah-kasus-enron/
http://nielam-tugas.blogspot.com/2012/10/kasus-enron.html

BY : DESSY SEPTIYANI



Senin, 30 Juni 2014

STRATEGY TOEFL READING COMPREHENSION



Section 3 in the TOEFL test (PBT) is reading comprehension. This section is intended to determine the level of your ability to understand English text reading. At least you will see 5 readings followed by 10 questions for each text reading. That means there will be 50 questions that you must do. Within 50 minutes to 50 questions that you should be good to finish with a high TOEFL score in your favor. There are no images, diagrams, or other visual aid in reading TOEFL (PBT) you will encounter on the actual test.
Topics in TOEFL reading that you will encounter generally associated with the eye  at American universities. Suppose History, Literature, Art, Architecture, Geology, Biology, Health, Astronomy, Gegraphy and oyher subjects. Problems commonly faced by participants in a session TOEFL test reading comprehension limitations related to the time available. Not a few test participants were not able to complete all the 50 questions in a timely manner. By it must needs be, if you learn the tips and tricks that can help you tactically in this issue.

7 Tips to Answering TOEFL Reading Problem with Both :

To meet your needs in terms of adding references related reading strategies to answer the TOEFL, in this paper we have summarized 7 Tips to answer the ith good TOEFL reading you can learn.

1.      Not too long reading passage.
With no time limit, you do not need to read the text in depth. Commonly asked questions you can answer without having to read the readings in detail. You can take your time 1 or 2 minutes to read the first sentence in each paragraph for understanding the main idea. By understanding the main idea, you already get a glimpse of the information submitted.
2.      Notice to the 10 questions and record key words
Once you know the main idea of a text reading, you must read all 10 questions for the readings. Record key words in each question so that you can locate the keywords lies in reading in one tempo. It can save you time not to see the reading / searching for keywords on readings for each question from 10 to about it.
3. Do not panic if you encounter an unfamiliar topic for your reading
The questions in the TOEFL test done professionally by experts. Questions will not be given out of the readings. Whatever your background, you still could have answered the questions well without any prior knowledge of the reading topic.
4.      Learn how to get the main idea quickly
In certain TOEFL test questions related to the main idea (main idea) is always questionable. Strategies that you can apply is to read the sentence at the beginning and end of each paragraph. Generally quite simply by reading the first sentence of each paragraph in the main idea can be obtained.
5.      Understand the context for vocabulary questions
Your understanding of the vocabulary in the reading will be tested. In answering this kind of question you should not be hasty. Determines the meaning of vocabulary / vocabulary in question should not instantly make you menmilih answer without seeing the context of the sentence related vocabulary. Remember the many meanings of the word in English.
6.      Use the scanning method
To find information about the diepertanyakan the scanning method you should use the limited time given. Read all questions at once and remember the key words in question. Then read quickly by scanning to find the key words in the passage. This can save you time not to go back and forth looking for his key word in the readings for each problem as it is usually not questioned about the sequence numbers in the order of reading.
7.      Focus
Concentration in the TOEFL test is crucial. In reading comprehension sessions themselves, often found test participants forget the idea of ​​the first paragraph when participants have switched to the second paragraph. As a result, the first paragraph should be read again.

EXAMPLE:
PASSAGE

Lichens, of which more than twenty thousand species have been named, are complex associations between certain algae. The lichen itself is not an organism: rather it is the morphological and biochemical product fo the association. Neither  a fungus nor an alga alone can produce lichen.
The  intimate relationship between these two living components of lhichen was once erroneously though to represent mutualism.Inmutual relationships bothparticipants benefit.With lichens ,howefer,it appears the fungus actually parasitizes the algae.This is one of the conclusions drawn from experiments in which the two components of lichens were separated and grown apart.In nature,lichen fungi may encounter and grow around saveral kinds of algae.Some types of algae the fungi may kill; other types it may reject.Lichen algae are autotrophic,meaning they make their own food through photosynthesis.Lichen fungi are heterotrophic,meaning they depend upon the algae within the lichen to supply their food.Uptoninety percent of than food made by the green alga cell is transferred to the fungus.What,if anything,the fungus contributes to the association is not well understood. Lichens are hardly.The grow in many habitats and are often pioneers in hostile environments where few other organisms can flourish.
They have been known to grow endolithically,having been discovered thriving inside of rocks in antartica.Lichen help reduce erosion by stabilizing soil.Saveral kind.Humans of insects glue lichens to ther exoskeletons for camouflage.

Many species of birds use lichen as building materials for nest.Human have used lichen for dyes and antibotics.

1. Which of the following best describes lichen association?
    A. Simple plants made of two different autotrophic organims.
    B. A mutual association between a fungus and an alga
    C. A parasitic association between two fungi, one autotrophic, the second autotrophic
    D. A union between a parasitic fungus and an autotrophic alga

2. The word "hardly" in line 26 is clossest in meaning to
    A. Tender
    B. Durable
    C. Armed
    D. Beneficial

3. In Biology, mutualism occurs when two different organism live close together and
    A. One organism parasitizes the other
    B. Both organism benefit from the association
    C. Both organism are harmed by the association
    D. One organism benefits while the other does not or is harmed by the association

4. In line 7, the word "intimate" is nearest in meaning to
    A. living
    B. Extraordinary
    C. Biological
    D. Close

5. Lichen serves as camouflage for which of the following?
    A. Insects
    B. Birds
    C. Reptiles
    D. Mammals

6. The true nature of the relationship between the lichen components was clarified by
    A. Examining lichens with a microscope
    B. Observing lichens palced in the dark
    C. Observing the lichen component when grown apart
    D. Decreasing the amount of nutrients available to the lichens

7. In line 27, the word "hostile" is clossestnin the meaning to
    A. Unusual
    B. Cool
    C. Untraveled
    D. Inhospitable

8. An endolithic lichen is one that
    A. Grows in the canopies of trees
    B. Grows inside rocks
    C. Grows at very high altitudes
    D. Grows inside other organism, including other lichens

9. Many lichens contribute at the communities they in habits by
    A. Removing pollutants from the air
    B. Controlling wood-rotting fungi
    C. Slowing the spread of viruses
    D. Reducing soil erosion

10. How are termites like ants?
      A. They live in communities, and each class has a specific duty
      B. Their bodies are the same shape
      C. The king and queen are imprisoned
      D. The females' reproductive capacities are the same